Tunggu sebentar...
Aku belum ingin pulang
dari semilir sunyi dan debu
Tempatku mengulang sedikit rindu
Menunggu, sembari jemarinya merajut kelambu
Tak mungkin pula kuusik usia
dalam bahagia masa kecilku
Hening bergandengan, berpaut
Sebab hati baik Ayah dan Ibu
Bukan istana, harap dalam dahagaku
Jika mereka bertanya, tentang belasan pigura
Tak seperti yang terkira.. di hari-hari lalu
Biarlah sesak ini menjadi tempatku
Setidaknya, walau gulita merambah
cahaya kan pulang walau secercah
Tenanglah...
Bersama Tuhan, walau seringkali jingga menjelma biru
maafnya kan menunggu
Seperti bayang dahan, di atas lantai nan hangat
dalam istana pasir yang ia bangun untukku di setiap alamat
Bagaimana bisa aku meninggalkan dekap
yang dalam lunglainya membesarkanku?
mengelus rambutku hingga jiwaku ingin mematri
Abadi diri di tembok-tembok bisu penuh mimpi
Ruang ini, mungkin kan jadi tempatku memusarakan dendam
Pada waktu, mengenang nama lewat imaji
Aku ingin mendengar sekali lagi, sebelum padam
seluruh suara yang memejamkan pagi
Sebelum utas tali yang menahan ragaku berjalan jauh
Kembali...
Post a Comment