Mungkin bintang kemarin malam
Yang berbisik tentang dongeng paling kelam
Bukan jemari penuh tanya yang kini menggenggam
Sekalipun ingin lisanmu bersuara geram
Hanya air mata di bahu
Yang jua entah bagaimana menetes di lereng wajahku
Ada maaf yang tak mungkin datang
Dan saat itu pula, aku terlambat pulang
Sunyi subuh itu tak berarti ingatanku enggan mengajakmu berbincang
Namun aku mengerti, seluruhmu tak ingin laut ini berombak kencang
Memecah karang-karang
Mengusik sesal yang tak ingin lagi kukenang
Tak mengapa, bila engkau ingin aku pun merasa
Tak mengapa, jika jalan ini memintaku membayar semua dosa
Terbanglah, dekapku takkan lagi pergi ke mana-mana
Tanah putih ini kan menjadi rumah baru, untukku yang kini merindumu dalam aksara
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
ReplyDeletedapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q :-* (f) (f) (f)