Wednesday, January 6, 2021

Tanah Putih

 

 



 Mungkin bintang kemarin malam

Yang berbisik tentang dongeng paling kelam

Bukan jemari penuh tanya yang kini menggenggam

Sekalipun ingin lisanmu bersuara geram


Hanya air mata di bahu

Yang jua entah bagaimana menetes di lereng wajahku

Ada maaf yang tak mungkin datang

Dan saat itu pula, aku terlambat pulang


Sunyi subuh itu tak berarti ingatanku enggan mengajakmu berbincang

Namun aku mengerti, seluruhmu tak ingin laut ini berombak kencang

Memecah karang-karang

Mengusik sesal yang tak ingin lagi kukenang


Tak mengapa, bila engkau ingin aku pun merasa

Tak mengapa, jika jalan ini memintaku membayar semua dosa

Terbanglah, dekapku takkan lagi pergi ke mana-mana

Tanah putih ini kan menjadi rumah baru, untukku yang kini merindumu dalam aksara

1 comment:

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q :-* (f) (f) (f)

    ReplyDelete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search