Saturday, January 23, 2021

Sebuah Pilihan

 



Rasanya, bukan cahaya ini yang biasa mengantarku, hujan ini lebih deras, hening ini pun lebih memekakkan dari biasa. Terlebih, tak kulihat nyala pelita di ujung sana, di sisi kursi tua tempatku menanti Ibu yang akan menjemputku dengan sepeda. 

 

Di tengah setapak yang ternyata berbeda pula, aku berhenti mengeja jeda. Suara baik hati yang biasanya menunjukkan mana selatan dan utara pun tiada. Hanya gulita, dan kantuk yang memaksaku menutup kedua mata.


Di lisan ini, teruntai kalimat demi kalimat yang lama sekali tak terdengar. Mungkin Tuhan marah, namun kata ayah, Tuhan mungkin sedang membelai kepalaku. Sebab itu, aku menunduk semakin dalam. Membenamkan seluruh teriak dan isak, membiarkan badai memporakporandakan dunia yang entah dibangun siapa di dalam sana. Kuikhlaskan langit-langit jingga, prasasti serupa mimpi yang sesungguhnya belum pernah dimulai...


Saat itu, aku merasa, mungkin Tuhan telah pergi. Namun kata Ibu, Tuhan sedang mendekapku, serpih yang bahkan tak pantas menengarai hadirnya walau sekejap. Dan bila bisa, aku ingin seperti ini saja. Melaju dalam lesat waktu, meringkuk dalam hangat sesungguh-sungguhnya rindu. 

 

Setelah itu, yang kuingat hanya kedua tangan yang mengangkatku tinggi, membawaku ke masa di saat rumahku hanyalah sebuah pondok berwarna putih pudar, dengan beranda berhias anggrek ungu milik ibu, dan motor tua milik ayah. Gorden dan sofa murah di ruang tamu, dan televisi yang hanya boleh kutonton di hari Minggu mengisyaratkan betapa jauh sudah aku berjalan. Hingga aku tiba di tepi pantai, dengan tangan dan kaki yang kini terbelenggu rantai.. 

 

Kupungut cangkang-cangkang kerang, mungkin ibu akan senang menerimanya saat aku pulang. Namun mungkin ibu masih kebingungan mencariku, ayah pun pasti sedang menangis diam-diam sambil bertanya pada teman-temanku..

 

dan mungkin saja, hari ini, aku tidak lagi bisa pulang...


Untukmu yang menemukan surat dalam perahu, jika aku tiada nanti, maukah kau berbaik hati pada teman-temanku, pada orang-orang terbaikku? dari jemarimu, kuyakin dunia yang hampir padam ini akan kembali benderang. Sebab selalu dirimu, muara segala banggaku...

 

Maukah kau menyampirkan krisan dan mengantarku kembali jika Tuhan mengizinkan? sebab hanya pada diammu, kubisikkan seluruh ingin yang tak bisa kuungkapkan di manapun, bahkan dalam pelukan ibu. 

 

Sebab langkahmu lah yang berlari di sisiku, ketika mereka hanya tahu bagaimana cara merantaiku, menampar wajahku dengan mimpi beribu-ribu..

 

Maukah kau tinggal sejenak dan memaafkanku? menggenggam tanganku, membisikkan kata yang mencukupkan sisa perjalananku. 

 

Matahari sudah terlalu lama menghilang, nyawaku. Maafkan aku bila semua hanya akan menjadi beban di sepanjang perjalananmu. Namun pakailah ia sebagai perahu, sebagai sandaranmu, sebagai penyulut api yang menghangatkanmu, apapun..

 

Sampai aku mengabu, sampai kau melupakanku..


Sampai mimpi yang kutitipkan di saku kemejamu, mampu menerangi jalan pulangku,

ayah,

dan Ibu

1 comment:

  1. IONQQ**COM
    agen terbesar dan terpercaya di indonesia
    segera daftar dan bergabung bersama kami.
    Whatshapp : +85515373217 :-* (f)

    ReplyDelete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search