Sedikitpun tidak, dapat kuramalkan udara setelah hujan
Sedang kemarin, senja mengabarkan berita kematianku
Yang suaranya dikuburkan di antara belukar
Tempat di mana kau dapat melukis seluruh kota
Kukira, di sini tak ada pendar cahaya
Sejak persinggahanku bertahun lalu
Menutup harap rapat-rapat
Seperti jalan menuju matahari yang dikaramkan
Namun sebelum sorai ini hilang, engkau mendaki langit
Membuka kembali pusaraku
Menurunkan hujan embun yang menumbuhkan bintang
Seperti saat itu
Kemudian, kubangun rumah sederhana dengan jendela menghadap kabut
Dengan sisa waktu yang kupunya
Di sana kau mengembalikan bulan dan mengajakku berbicara
Seolah petang ini kan bertandang selamanya
"Apa yang kau takuti?" tanyamu.
"Waktu," jawabku.
Post a Comment