Hampir malam ketika hujan berguguran
Bunga bakung pun basah
Seperti sediakala, saat engkau gundah
Jalan ini kau ubah impian
Mungkin aku takkan lelap
Menyimpanmu dalam pejam
Memelukmu rapat-rapat
Hingga suatu ketika, senja meminta diri
Maka pulanglah sebelum kabut
Aku menunggu diantara rimbun
Rinai pelangi yang menitik
Gelap takkan benderang
Bagai petualanganmu
Indah seperti debu
yang kau tiupkan saban malam
Penat disekujur tubuh
Tak kuasa kulindapkan lagi
Aku sebenarnya takut
Mungkin sebentar lagi ia datang
Merenggut segala catatan yang baru hendak kusimpan
Tentangku, dan kamu..
Barangkali hanya perasaanku
Dan cintaku yang terlalu
Ah, maafkan aku
Karena sampai saat ini, aku masih mencintaimu
Telah kucoba untuk kembali
Namun ternyata memang hanya kemarin
Kesempatan yang bahkan terlalu resah
Untuk kukenang pada diam, mata yang basah
Petikan elegi pada episode hidupku
Telah lama mendeburkan jalan
Meski hanya sampai ke ujung pelabuhan
Aku tetap akan mengantarmu
Aku ingin ikut menangis
Aku ingin ikut berbaring
Popular Posts
-
Kelak saat ku menyapa fajar mungkin kabut ini tak lagi sebuah sangkar menggelap bagai jalan menuju pendar melangkah tanpa debar, tak gem...
-
Aku mengerti takkan lama kedua sepatu usang ini menanti deras reda di sisimu, seperti ini Layaknya waktu yang selalu sendiri walau da...
-
Tunggu sebentar... Aku belum ingin pulang dari semilir sunyi dan debu Tempatku mengulang sedikit rindu Menunggu, sembari jemarinya meraj...
-
"Februari nanti, hujan akan sangat deras," katamu. "Simpan dulu perahu kertasmu, nanti engkau tak bisa mencariku jika m...
-
Andaikata, bulan malam ini tak menyinggahi anjungan di bawah telapakku, tak pula menunjukkan jalan bagi jemari-jemari yang terlambat pul...
-
Sedikitpun tidak, dapat kuramalkan udara setelah hujan Sedang kemarin, senja mengabarkan berita kematianku Yang suaranya dikuburkan di ant...
-
Mungkin, engkau terlalu sibuk mengagumi fajar, hingga tak sadar, jejakku yang tertatih mengejarmu menembus kelabu Begitu senyap, seolah tak ...
-
Padamu, para penanti yang tertidur dalam sajak-sajak mati berpeluk harap, terhujam mimpi hangat jemari menuntunku ke sini Kata langit, ...
-
Jan... Nanti, ketika langkah yang kau kenal itu kembali, maukah engkau menemani dia duduk di beranda, memandang bunga-bunga kertas mer...
-
Mungkin bintang kemarin malam Yang berbisik tentang dongeng paling kelam Bukan jemari penuh tanya yang kini menggenggam Sekalipun ingin...
Powered by Blogger.
siip
ReplyDeleteGreat!!!
ReplyDeleteKamu membagi keindahan dalam bentuk yang lain :)
ihhhh tampilan blohnya menarik aja iiii..
ReplyDeleteajarin dong...
senja dan aku menjadi satu,jingganya merona membias pesona, pada sebuah kenangan didataran impian.
ReplyDeletetangan mayamu sering mengkesima lontaran mataku pada dada mayamu....
ReplyDeletekarya yang indah Raja....