Ah, hanya sejumput kering rumput tanpa embun
Yang sanggup kugenggam tanpa terburai
Rasanya dada ini sekosong angkasa
Seperti pagi yang terhimpit paksa senja
Yang sanggup kugenggam tanpa terburai
Rasanya dada ini sekosong angkasa
Seperti pagi yang terhimpit paksa senja
Siapa yang berbaring disana?
Tanpa igau gelisah, bulan sabit pun benderang
Menutupi titik gemintang yang mencinta dalam rahasia
Senyuman pudar gelap memekat
Seperti yang selalu saja
Tanpa igau gelisah, bulan sabit pun benderang
Menutupi titik gemintang yang mencinta dalam rahasia
Senyuman pudar gelap memekat
Seperti yang selalu saja
Ah, lagi-lagi sayup memecah gempita
Merasuki tiap inci celah dalam raga
Dengan nada-nada riang, bayang-bayang terang
Tanpa tarian indah, hanya denting yang terpetik sempurna
Merasuki tiap inci celah dalam raga
Dengan nada-nada riang, bayang-bayang terang
Tanpa tarian indah, hanya denting yang terpetik sempurna
Aku telah berhenti menghaturkan tanya pada camar
Yang tak kembali
Pun pada jejak-jejak hilang di bawah rindang dahan
Hingga kutaburkan saja doa di genggaman
Agar senyuman,
yang takkan kulihat lagi esok hari..
Tetap kau dekap dalam ketentraman
Yang tak kembali
Pun pada jejak-jejak hilang di bawah rindang dahan
Hingga kutaburkan saja doa di genggaman
Agar senyuman,
yang takkan kulihat lagi esok hari..
Tetap kau dekap dalam ketentraman
perkenankanlah....
Post a Comment