Monday, December 27, 2010

Kisah Sempurna




Bandung, 27 September 2010



Pedihku kembali mengantarkanku tidur. Malam ini dan kemudian, lelapku hanyalah sunyi yang menjamah sendiri. Sekejap memandang potretmu, begitu ingin kuhapus gelisah.Mencintaimu dalam diam, mungkin bukan pilihan yang terbaik. Karena itu aku terus meminta, perkenankan aku untuk mengucapkan sepatah kata di dekapmu. Dalam sebuah temu, tak terpisah ruang.

Percakapan yang membayang, kembali memantul di dinding-dinding kamar. Menggariskan seberkas senyum dalam celah yang tersisa. Kapan bisa kutemukan tawa indahmu? mungkin suatu hari..

Terkadang dapat kurasakan jemariku begitu kelu. Telah habis kata yang dapat kutuliskan, maupun kuucap lewat embun mataku. Barangkali ada secercah rindu yang kau tanam, mungkin telah cukup untuk menyemai benih keakuan. Bahwa sesungguhnya aku pun merindukanmu, jauh dari dasar batinku. Aku pun mencintaimu, hanya saja kau tak tahu...

Tak percaya rasanya, ketika pada akhirnya catatanku rampung juga. Bukankah selama ini hadirmu hanya angan semata?

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search