Tuesday, February 8, 2011

Secarik Surat Pendek




Mungkin ini puisi terakhir buatmu. Mungkin juga ini kali terakhir kutuangkan lukisan cinta abstrakku dalam aksara-aksara yang hanya dengan ini pula aku dapat memujamu. Masih terlalu singkat rasanya sejak gerimis November lalu. Tiba-tiba hari beranjak lesu, menyisakan jejakmu diantara jari. Menuntun retinaku pada seberkas gema yang bersahutan. Suara hatiku.

Begitu ingin kubisikkan perih ini, tapi aku tak memiliki ladang untuk menuai kasih. Tak pula kujumpai selembar saja kehidupan untuk menanam kisah. Dan mungkin suatu saat nanti engkau menemukan dia yang terbaik, begitu pula do'a yang kau kirimkan padaNya untukku, untuk dosa-dosaku..

Sesungguhnya tak ingin aku cepat-cepat berangkat dari sentuhanmu. Meski mereka belum jua menyapa dingin kulitku malam ini. Layu sebelum berkembang. Matikah anggrekku di tanganmu? atau masihkah kau siram ia dengan air matamu?

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search