Monday, January 12, 2015

Terbit Pagi


"Sudah waktunya kau sulut fajar.."
Ucapmu dengan bibir bergetar
Sementara mata redup membeku
Kehilangan warna

"Ia tak boleh datang.."
Ujarmu lagi
Kali ini kau rentangkan diorama biru
Pelukan yang menggapai udara
Hampa.

"Namun sayang, doaku takkan terijabah.."

Binar bintang kini padam. Kulihat ada bunga yang jatuh dari tangamu. Sepertinya aku pernah melihat pagi yang lebih biru, namun bukankah saat itu di dekapanmu masih ada sesuatu?
 
"Kau tahu, rahasia yang kuterbangkan bersama angin kemarin?"

Deru melepas tenaga, jatuh tiada daya. Kini aku tahu, siapa yang mengabulkan mimpi-mimpiku.

"Kini hanya tinggal kerdip lilin, mimpiku selesai sudah.."


Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search