Mungkin tak sempat kau lihat, binar yang menatapmu redup
Dari balik sekat, rinduku berubah terlalu
Perih dalam malam, kau redam lukamu
Waktu itu, sungguh,
Aku ingin tetap tinggal
Paling tidak sekali, kudengar isyaratmu
Tak terusik tajam mata, meski tanpa pinta
Aku ingin tak bergeming
Paling tidak sekali, kubiarkan hati bergerak
Sesuai kehendak
Namun menit kian merampas,
Terlalu cepat seperti kabar yang tak ingin kau dengar..
Ada ingatan nan jauh tentangmu
Tentang telaga dan sayap kupu-kupu
Rumah masa kecilku
Di pundakmu daun pun jatuh
Sementara ku berpura berkaca
Memandang retak jendela
Di sana
Walau jemari tergores calarnya
Aku mengingat engkau
Senantiasa...
Barangkali tak sempat kau menoleh
Sebab nafas tercekat waktu
Pejam yang kau panjatkan menjelang kepergianku
Bertanya dalam cemasmu;
Bagaimana jika esok
aku tak sampai padamu?
Tak terusik tajam mata, meski tanpa pinta
Aku ingin tak bergeming
Paling tidak sekali, kubiarkan hati bergerak
Sesuai kehendak
Namun menit kian merampas,
Terlalu cepat seperti kabar yang tak ingin kau dengar..
Ada ingatan nan jauh tentangmu
Tentang telaga dan sayap kupu-kupu
Rumah masa kecilku
Di pundakmu daun pun jatuh
Sementara ku berpura berkaca
Memandang retak jendela
Di sana
Walau jemari tergores calarnya
Aku mengingat engkau
Senantiasa...
Barangkali tak sempat kau menoleh
Sebab nafas tercekat waktu
Pejam yang kau panjatkan menjelang kepergianku
Bertanya dalam cemasmu;
Bagaimana jika esok
aku tak sampai padamu?
Post a Comment