Wednesday, October 31, 2012

Shiroi Yami #1




"Rengkuh aku, esok jasadku tiada."

Dan kepada tidur itu kujadikan telaga. Kubiarkan ia berlayar di atasnya.
Sekalipun aku takut, aku akan menjaga.

Kusuarakan detak hujan pada angin yang berlalu. Senyap, tanpa hasrat ingin menyapa. Senja pun berpulang tanpa pamit. Bayang setangkai gerimis pada cemara, membuat riak bertanya.

"Kapan aku bisa kembali?"

Aku tak menjawab. Hanya kubiarkan dedaunan menua termakan usia. Biar saja musim berganti, kelak bunga yang gugur kan menjawab segalanya. Betapa aku tak ingin menenggelamkanmu tanpa sesiapa. Hanya karena aku tak bisa, itu saja..

Seharusnya tak kujanjikan, biar kau tahu harumnya cahaya. Untuk apa kegelapan ini? bila sesungguhnya hatimu tak suka. Walau sudah kusimpan terang di dalamnya, tempatmu bukan ruang tanpa jendela. Terasing dan terkunci, begitukah yang kau rasakan?

Kenangan, begitu pula tentangku. Tentang pintu yang berdebu, tentang sungai yang mengalirkan waktu. Selamat tinggal, mungkin maut dan kegelapan milikku. Di balik padang harapan yang membiru, ada setapak yang biasa kau lalui. Berlarilah, sebelum pagi menyadarkanku. Sebelum matahari menguapkan kisahmu menjadi butir-butir debu..

1 comment:

  1. aku tak ingin berlalu, meninggalkanmu diambang pintu, antara dunia dan alam abadi, biar ku peluk jasadmu, seiring kudakap kenangan kita, biar abadi untuk selamanya, walau satu saat nanti aku perlu merelakan kepergianmu, walau satu ketika nanti aku juakan mengikuti jejakmu..kerna padamu adanya aku...

    ReplyDelete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search