Wednesday, October 29, 2014
Tadi malam kulihat kau bangun, lalu melangkah ke depan pintu
Gelap pucat, semerbak meruap, aku terjerembab
Kupinta gapaimu sampai lantai kayu menjadi tanah
Lalu hatiku berhamburan
Kau melayang terbang, menjemput awan-awan
Sembari menyelipkan kelabu ke dalam saku,
Seseorang menggamit lenganmu
Siapa bayang bermata api itu?
Di bawah cemara rindang
Tangan-tangan milik angin malam mendorongmu riang
Tertawa menatapku yang telanjang
Menjahit cabir yang menjerit kencang
Post a Comment