Thursday, October 16, 2014
Dua garis pejam, perisai gentarku
Kusambut kehadiran tak terlihat
Pembawa cahaya dalam lentera
Melayang, mengitari suram ruang
Dalam cermin kuraba retak diri, lantas bayangku tertawa
Berderai seperti tasbih yang tak selesai kuuntai
Berserakan di dalam kisah renta
Betapa aku sendirian, bertahun-tahun silam dan kemudian
Namun engkau setia bertandang
Setiap ibunda merisau
Setiap ayah melangkah di jalan kabut dan menggendongku di pundaknya
Masuklah, kini kuikhlaskan gelap diri terhapus tanpa sisa
Semoga cahayamu mengutus ribuan sayap lain
Yang kerap singgah menggores
Puisi-puisi tua, kisah sepanjang usia
Post a Comment