Friday, August 28, 2015

Terima Kasih




Tak sampai hati rasanya melarang engkau yang masih ingin bernyanyi dalam debar mati
Demi menepati janji

Namun sudahlah, biar kulerai nyala matamu, pudarkan asa yang semakin terlalu
Aku pun tak kuasa, jikalau suaramu hilang terlalu lama
Nanti aku tak punya teman di perahu
Pun tak siap bagiku terbangun sebelum cahaya, menggambar warna dalam jeruji yang kucinta

Tenanglah, biarkan sekali saja punggungmu bersandar pada mimpi-mimpi yang tersesat jauh
Bukan pada pundakku, maupun sabar dan tabahku
Sebab cintaku takkan berubah jadi abu, sekalipun bara di jiwamu membakarnya sepanjang musim

Pulanglah, walau hari yang tergenang dalam bening matamu belum merona jingga
Namun senandungmu, nada yang kau alamatkan demi sayap-sayapku, sungguh telah cukup adanya
Terima kasih, untuk cerita yang tertinggal di pekarangan
Di sela daun dan bisik lembut embun
Tentangmu, dan rasa yang senantiasa menyulut damai pada gerimis yang baru

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search