Thursday, September 17, 2015

Sekat




Dalam halaman yang selalu kau tanyakan
Cangkir kertas milikku basah oleh hujan
Tak tersampaikan, seperti lambaian pada lelap awan
Rumah bagi ceritamu, jalan-jalan harapan

Lukisan yang dijajakan sepanjang temaram
gedung-gedung tua, lampu-lampu jalan
bangku-bangku taman
Andai saja gelap tak bertandang..

Mungkin belum mustahil untuknya
menggantung bintang di tempat berteduh
Usah kau tatap lagi jendela, dan langkah-langkah menjejak luka
Sebab senja tak mengantarnya lagi kali ini
Takkan ada yang singgah untuk mengeringkan sepatu

Namun tak usah takut
Ia selalu mengingat kamar tanpa jendela milikmu
Sekalipun di pintu telah dipasang jeruji
Agar sayapmu tak lagi terbang terlalu jauh

Meninggalkan langit

2 comments:

  1. Dalem banget kak puisinya kak.. pengen tahu cara membuat website disini aja..

    ReplyDelete
  2. Sulit untuk ku hayunkan langkah ini,saat semyanya suram dalam benak pandang. Pernah ku rasa hangatnya genggam itu, yang sering membqwa ku merentasi waktu waktu yang terindah.

    Kini semuanya hanya tinggal sunyi, pada garis bibir yang semakin tua ini...dan tentang engkau tetap bersemadi dalam...sanubari ini.

    ReplyDelete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search