Friday, May 29, 2015

Senyum Terakhir





Biru membawaku terbang pada jingga yang merona getir. Nun jauh disana, ada dataran yang menyimpan mimpi-mimpi kecilku. Percayakah engkau? akhirnya aku berani bermimpi!

Aku meraut waktu perlahan, tak ingin hatiku berhenti menguntai rahasia.
Walau mataku hanya mampu melihat barisan hijau yang mendekap jutaan harapan, aku dapat merasakan kaki kecilnya berlari. Lalu ia berhenti di depan samudera, merindukan seseorang.

Aku diam saja, sembari memantik api biar malam mencair dan mengguyur kami dengan damai.
Kugambarkan dalam benakku, ia yang berbaring dengan mata terbuka, memainkan jemarinya di depan mata, menatap malam tanpa bintang yang melebar tanpa batas, pekat yang membuatnya merasa aman. Lalu aku menyelinap masuk, ke dalam nafasnya yang memburu. Ia mulai mengalirkan kenangan di pipinya, ia mulai menggeliat dalam senyap, menyembunyikan tangisnya. Aku melihat ada mimpi yang mati disana.

Aku berhenti mematung. Kutegakkan tubuhku dan mulai mengikuti arah jemarinya.
Disana terkurung sepasang mata yang jernih, lebih bening dari embun yang bergulir tiap pagi di atas sajakmu. Dan aku, aku jatuh cinta kepadanya.
Karena itu..
Aku tak ingin datang.

Aku menunduk dalam. Ada yang ingin kusangkal, namun kebenaran tak memberiku setitikpun kesempatan.
Disana, Aku menyaksikannya menyerbu langit dengan do'a. Udara penuh sesak, tak ada celah bagiku untuk berlari dari ketakutan yang menyergapku tiba-tiba. Aku terjatuh, lalu menemukanmu yang berdiri dengan wajah sayu dan mata yang sembab. Mengapa kau menangis? bukankah engkau bahagia?

Aku tersenyum hambar, sebuah puisi mengetuk lamunan. Sudah terlambat, bisikku. Aku telah jatuh cinta kepadamu..

Angin terus memandangku penuh tanya hingga tubuhku tenggelam. Tak ada lagi yang harus dibicarakan. Aku pun terlalu takut mendengar kenyataan.

Angin tersenyum pedih.

Ah,
ternyata kemarin bukan hanya do'a miliknya, ujarnya sembari menutup kedua mata.
Kini hanya ada ilalang yang terserak di tengah jalan, terlindas langkah-langkah tersesat. Debur ombak menghentikan suara. 

Malam itu, cinta meredupkan cahayanya.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search