Monday, April 27, 2015

Permadani Jingga





Aku akan terbang, kembali dalam dekapmu
Melayang tanpa beban, genggam do'a kusampaikan
Ah, betapa selendang yang kau rajut masih melambai indah
Mengucap kisah pada puing-puing terpisah

Terburai bagai pepasir yang tenggelam
Bertaburan menuju palung
Tempat imaji kumakamkan
Sendirian

Bukan ku tak ingin berteman
Namun gelapku kan memadamkanmu perlahan
Ada petang yang selalu mempertemukan
Bukankah itu indah?

Duduklah seorang di bawah tatapan
Jangan kau rundukkan paras, yang selalu kukagumi
Biar gerikku menelan petang
Pahit sunyi kan kutahan

Aku ingin berada di sisi
Melenyapkan yang telah terprasasti
Aku bukan lagi mendung yang terasing
Setidaknya, dalam mimpi yang kupintal sepanjang malam
Sepanjang ayat yang kau kumandangkan setiap fajar mengetuk mata

Aku ingin menjadi bentangan yang menaungi bahagia
Menebas tajam dengan rentang tangan seluas samudra
Sampai engkau tersenyum di masa nestapa
Hidupku cukup sudah

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search