Tuesday, May 1, 2018

Di Kotamu




5 November 2010

Kelak kan kuberikan sepucuk mahkota dari beningnya, yang telah kujanjikan sejak namamu terpatri dalam benak. Setiap malam sebelum hari berlalu, selalu dan selalu cintamu kureguk semu. Mengapa? sebab saat itu aku tak berani, aku tak punya mimpi yang sempurna untuk mengharapmu ada disini.

Setelah kupahami bahwa gentingnya gerimis tak selalu menggantungkan mendung, waktu berhenti. Saat itu, ribuan merpati menemani ketika kau merasa sendirian. Saat itu pula, aku ingin sekali bersamamu, menaburkan air mata ke tanah tempatmu tumbuh dan dilahirkan. 

Mungkin ini bukan waktunya bahagia...

Kini..
Aku menari di sela rinai, bersajak tentang rindu dan awan-awan kapas.
Sejenak ruang dalam isyaratku terasa benderang,
Lalu melati jatuh, berguguran..


Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search