5 November 2010
Kelak kan kuberikan sepucuk mahkota dari beningnya, yang telah
kujanjikan sejak namamu terpatri dalam benak. Setiap malam sebelum
hari berlalu, selalu dan selalu cintamu kureguk semu. Mengapa? sebab
saat itu aku tak berani, aku tak punya mimpi yang sempurna untuk
mengharapmu ada disini.
Setelah kupahami bahwa gentingnya gerimis tak selalu menggantungkan mendung, waktu berhenti. Saat itu, ribuan merpati menemani ketika kau
merasa sendirian. Saat itu pula, aku ingin sekali bersamamu,
menaburkan air mata ke tanah tempatmu tumbuh dan dilahirkan.
Kini..
Aku menari di sela rinai, bersajak tentang rindu dan awan-awan kapas.
Sejenak ruang dalam isyaratku terasa benderang,
Lalu melati jatuh, berguguran..
Post a Comment